TUGAS 2 : KONFLIK DALAM ORGANISASI
Pengertian
Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik
Faktor
penyebab konflik
Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan
akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab
konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
sejalan dengan kelompoknya.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda.
Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal
yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial.
Penyelesain
konflik
Penyeselaian
dari konflik antar individu dan kelompok adalah dengan cara timbulkan dalam
diri masing rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang bisa
menghindarkan kita dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu
konflik. Tetapi bagai mana jika suatu konflik itu terjadi antara kelompok dan
kelompok? Untuk menyelesaikan nya kita perlu tahu dan pahan akan permasalahan
yang sedang dipermasalahkan, dan kita harus punya strategi untuk menyiasati
sebuah konflik.
Strategi
Dalam Menyiasati Konflik
a)
Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi”
b)
Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain
dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
c)
Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
d)
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
e)
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama.
Perlu
adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan
saling memperhatikan satu sama lainnya.
Jenis-
Jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama. Hal ini sering disebabkan
oleh perbedaan- perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya
konflik antar peranan seperti antara manajer dan bawahan.
3.
Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka, seperti seorang individu dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya
karena melanggar norma- norma kelompok.
4.
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.
5.
Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan
sumber daya yang lebih efisien.
Sumber-
Sumber Konflik
Faktor-
faktor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
1. Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2.
Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-
kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk
memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau
lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3.
Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social pribadi karyawan
dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai-
nilai atau persepsi.
4.
Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini karena suatu individu atau
organisasi yang memiliki sumber daya dan dana yang terbatas.
5.
Saling ketergantungan pekerjaan.
6.
Ketergantungan pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan
pekerjaan satu arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser,
konflik pasti lebih tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang
sedikit saja untuk bekerja sama dengan unit yang berada di bawahnya.
7.
Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada
dasarnya orang memang tidak ingin bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal
yang berakibat tidak atau kurang menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut
beberapa pihak dan masing- masing tidak mau bertanggung jawab maka kejadian
seperti ini dapat menimbulkan konflik.
8.
Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
9.
Ketidaksalingpercaya antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.
10.
Ketidakjelasan pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang,
mekanisme kerja dan pembagian tugas.
11.
Kelompok pimpinan tidak responsitif terhadap kebutuhan dan aspirasi para
bawahannya.
12.
Adanya asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang
diperkirakan tidak dapat atau sulit diserasikan.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
Ada beberapa ilmuwan menanfsirkan pengertian
komunikasi diantaranya :
Raymond
Ross
Komunikasi
adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald
R. Miller
Komunikasi
terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar
untuk memengaruhi perilaku mereka.
Unsur – unsur komunikasi
a.
Lingkungan komunikasi
Lingkungan
(konteks) komunikasi memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
Fisik,
adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya
adalah komunikasi bersifat nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan
fisik, baik berupa suara maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
Sosial-psikoilogis,
meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang
dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi.
Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan,
formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
Temporal
(waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana
komunikasi berlangsung.
Ketiga
komponen komuniasi tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,
masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi.
b.
Enkoding-Dekoding
Dalam
ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara
atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan
kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan
gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita
menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai
dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di
atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan
dekoding.
Oleh
karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan
pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya
sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini
secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding).
c.
Sumber Penerima
Sumber
penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap
orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus
penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis,
atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan,
membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi,
ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan
anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan
melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang
lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan
penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk
mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati,
persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal
ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d.
Kompetensi Komunikasi
Kompetensi
komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif
(Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan
tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan
bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak
dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi
mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan
tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang
keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan
meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku.
Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi
anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi
sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata:
Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan
kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
e.
Feed Back
Umpan
balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat
berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal
komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain
dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya,
dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri.
Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa
yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda
tulis.
Selain
umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik
ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan
atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah
bentuk umpan balik.
f.
Gangguan
Gangguan
(noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan
menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan
yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
Gangguan
ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain berbicara), psikologis
(pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik (salah mengartikan
makna). Tabel dibawah menyajikan ketiga macam gangguan ini secara lebih rinci.
Macam
|
Definsi
|
Contoh
|
Fisik
|
Interferensi
dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain
|
Desingan
mobil yang lewat, dengungan komputer, kacamata
|
Psikollogis
|
Interferensi
kognitif atau mental
|
Prasangka
dan bias pada sumber-penerima, pikiran yang sempit
|
Semantik
|
Pembicaraan
dan pendengar memberi arti yang berlainan
|
Orang
berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang
terlalu rumit yang tidak dipahami pendengar
|
Gangguan
dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan
walaupun kita tidak dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi
gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari
keterampilan mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan
keterampilan mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah
beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.
g.
Saluran
Saluran
komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi
berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat
saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap
muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga
memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran
visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori).
Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).
h.
Pesan
Pesan
dalam komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima
pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.
Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi
secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti
juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir
rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam
melakukan komunikasi.
Hambatan-hambatan
dalam komunikasi
1.
Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.
Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.
Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika
ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
4.
Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si
pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5.
Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
6.
Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi –
tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada
yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang
berlangsung.
7.
Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8.
Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
A.
Pengertian koordinasi
Menurut
G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
Menurut
Mc. Farland koordinasi adalah suatu
proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di
antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan
bersama.
Handoko
mendefinisikan koordinasi (coordination)
sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada
satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
0 komentar:
Posting Komentar