A. ILMU PENGETAHUAN
Di
kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa “ilmu” itu selalu
tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dalam pangkal tumpuan
(objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan
akumulatif. Sedangkan dalam memberikan pengertian pada “pengetahuan”, Bacon
dan David Home, menyatakan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan
bathin, Immanuel Kantmenyatakan bahwa pengetahuan merupakan
persatuan antara budi dan pengalaman, sedangkan teori Phyrro menjelaskan
bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari
pandangan diatas, kita memperoleh sumber-sumber pengetahuan yaitu : ide,
kenyataan, kegiatan akal budi, pengalaman atau meragukan karena tidak adanya
sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti. Sedangkan secara umum, dapat
diartikan bahwa pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan
penerangan-penerangan yang keliru.
Dari
pengertian ilmu dan pengetahuan di atas, dapat dikatakan bahwailmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol
dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.Unsur pokok dalam
suatu ilmu pengetahuan adalah : Pengetahuan, sebagaimana pengertian di atas.
Tersusun secara sistematis. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu
pengetahuan. Sistematik berarti urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai
suatu kebulatan. Sehingga akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar
dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem
konstruksi yang abstrak dan teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu
keseluruhan dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa
konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran, sehingga tidak dapat diraba
ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka artinya dapat
ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
Menggunakan
pemikiran yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan didapatkan melalui
kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
Dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.
Ilmu
pengetahuan harus dapat dikemukakan, harus diketahui oleh umum sehingga dapat
diperiksa dan dikontrol umum yang mungkin berbeda pemahamannya.
Dari
sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan
murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni
bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk
mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan menggunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam
kehidupan di dunia ini, manusia tidak akan pernah lepas dari keterkaitan dengan
pemanfaatan ilmu pengetahuan. Sebagai fithrah yang membedakan manusia dengan
makhluk yang lain adalah adanya akal pikiran manusia yang menjadi dasar
munculnya ilmu pengetahuan. Dalam hidup ini, manusia selalu menggunakan ilmu
pengetahuan untuk mempermudah kegiatan mereka. Ilmu pengetahuan selain tersusun
secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung
nilai etis dan moral. Yaitu bermakna, berarti atau berguna bagi kehidupan
manusia. Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya didasari pada hal-hal yang
asasi, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang tidak
dilandasi dengan etika dan moral hanya akan membawa penderitaan bagi orang
lain. Karenanya, alangkah sangat bijaksana apabila manusia dapat memanfaatkan
ilmunya untuk mempelajari berbagai gejala atau peristiwa yang mempunyai manfaat
bagi manusia.
Dunia
modern saat ini tidak bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah, sebab
manusia hidup dalam satu dunia, hasil ilmu pengetahuan harus membawakan manfaat
bagi kehidupan manusia bukan penderitaan. Manusia dalam pekerjaan ilmiah tidak
hanya bekerja dengan akal budi saja, melainkan dengan seluruh eksistensinya
dengan seluruh keberadaannya, dengan hatinya dan dengan panca inderanya.
Sehingga manusia dalam mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih
dahulu mendapatkan pertimbangan dengan ajaran agama, nilai etika dan norma
kesusilaan.
Konteks
ilmu dengan ajaran agama dalam rangka meningkatkan ilmuwan itu sendiri sejajar
dengan orang yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang amanat
khalifah di muka bumi.
B.
TEKNOLOGI
Menurut
Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu
pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya mencakup
alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja menurut keragaman
kemampuan.
Atau
menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan
suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan skala nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk
mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan
isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta
untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu
pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu
tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu
tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Yang dimaksud dengan teknologi tepat
guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :
a.
Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
-memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan
sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin
menggunakan bahan impor.
ü jumlah
produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
ü menjamin
agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga
dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
ü memperlihatkan
tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan Sosial, meliputi :
ü memanfaatkan
keterampilan yang sudah ada
ü menjamin
timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
ü menekan
seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya
pengangguran.
ü membatasi
sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar
peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud
keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
c.
Persyaratan Ekonomik, yaitu :
ü membatasi
sedikit mungkin kebutuhan modal
ü mengarahkan
pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan
nasional
ü menjamin
agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
ü dapat
mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang
sehat.
Teknologi,
selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika
tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi
adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin
bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
C.
KEMISKINAN
Kemiskinan
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan
yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan
pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan
bukanlah suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya,
tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek
yang ada dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi.
Aspek sosial adalah adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga
masyarakat yang bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia
yang bersumber dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan
aspek ekonomi adalah adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat
dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya
ekonomi.
Sementara
itu klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin
ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
· Tingkat pendapatan. Misalkan saja di
Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan
adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin
dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang
dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras.
· Kebutuhan relatif per keluarga.
Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah
keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai
sebagai warga masyarakat yang layak.
Jika
dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup
berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan
eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan
dan barang-barang yang dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati
hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin
tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan
masyarakat umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran
tidaklah berbeda dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah
ada keserasian antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang
dimiliki atau dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk
menyeimbangkan antara keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka
berlebih, sementara keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus
mengurangi keinginan yang ada. Begitu juga sebaliknya.
Kemiskinan
menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah,
biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya
yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat
malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,
yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur
ekonomi, sosial dan politik.
Usaha
memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang
memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara
ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai
manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya.
Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja
dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
a)
Dampak Positif dari Pengembangan
IPTEK.
Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdampak negatif dan positif, maka dari itu kita harus mengetahui dampak apa saja yang akan timbul dari pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdampak negatif dan positif, maka dari itu kita harus mengetahui dampak apa saja yang akan timbul dari pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
b)
Dampak Negatif dari Pengembangan
IPTEK.
Adapula dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
1. Kesenjangan Sosial.
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
2. Kerusakan Lingkungan Alam.
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan. Adapun berbagai masalah lingkungan hidup tersebut antara lain:
a. Kemerosotan kualitas dan kuantitas sumber daya alam
Adapula dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
1. Kesenjangan Sosial.
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
2. Kerusakan Lingkungan Alam.
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan. Adapun berbagai masalah lingkungan hidup tersebut antara lain:
a. Kemerosotan kualitas dan kuantitas sumber daya alam
merosotnya kualitas dan kuantitas SDA yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam akan sulit dipulihkan. Perkembangan iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi SDA secara kurang bertanggung jawab karena semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya SDA kita menjadi menipis. Kualitas SDA yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut milai mengalami pencemaran karena tercampur dengan logam berat, bakteri dll. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh campuran air laut. Contohnya air di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai.
b .Pencemaran pada berbagai SDA telah menurunkan fungsi dari sumber
daya
alam seperti air, udara, tanah dan bahan makanan. Pencemaran ini di sebabkan
oleh limbah, terutama dari kawasan industri. Pencemaran yang paling
dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya seperti industri
pestisida dan timbulnya limbsh B3 (bahan racun berbahaya) dari kawasan
industri. Apabila keadaan ini terus-menerus berlangsung maka akan timbul
permasalahan yang baru, yang dapat berakibat fatal pada lingkungan khususnya
manusia. Bukan hanya kemiskinan yang ditimbulkan namun juga tingkat kematian
yang akan semakin meningkat, akibat dari peurunan fungsi SDA.
c. Meningkatnya lapisan gas CO2 dan kenaikan suhu bumi
c. Meningkatnya lapisan gas CO2 dan kenaikan suhu bumi
Akibat adanya efek rumah kaca, menyebabkan lapisan gas CO2 menebal di atmosfer bumi. Gas ini berasal dari pengunaan energi minyak,batubara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karen aitu, bumi menjadi sangat panas, dan hal tersebut dapat menimbulkan kebakaran hutan di Indonesia, karena notabene Indonesia banyak terdapat hutan. Akibat dari kebakaran hutan tentu saja sangat berdampak pada lingkungan, pencemaran udara, serta semakin menipisnya SDA, khususnya hutan di Indonesia. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi, Indonesia yang dulunya merupakan negara yang kaya akan hutan dan hasil-hasil di dalamnya, maka lama-kelamaan akan menjadi negara miskin. Dan pastinya rakyatlah yang akan menanggung kemiskinan tersebut.
d. Adanya hujan asam Industri
khususnya
pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan penggunaan energi minyak,
batu bara dan gas telah mengeluarkan berton-ton SO2, NO2 dan CO2. hal ini akan
berakibat turun hujan asam . air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi akan
merusak hutan, berkaratnya benda-benda logam (jembatan, dan rel kerata api).
Bahkan kerusakan pada bangunan dari beton dan marmer menjadi cepat rusak.
Apabila hal ini terjadi tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah atau pihak yang
terkait, maka akan timbul berbagai masalah baru.akibat dari rusaknya jembatan
misalnya akan memutus akses jalan dan jalur distribusi barang dan jasa ke
masyarakat. Tentu saja masyarakat akan kekurangan berbagai bahan kebutuhan baik
barang maupun jasa, hal ini akan merembet pada masalah kemiskinan.
e. Lubang lapisan ozon
e. Lubang lapisan ozon
lapisan
tipis ozon pada ketinggian 30 km di atas bumi makin menipis. Bahkan di beberapa
tempat telah terjadi kerusakan /berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi
menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan.
Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan
mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit,
kerusakan mata dan kerusakan tanaman budidaya. Seperti akibat yang lain dari
kemajuan iptek, misalnya pada kerusakan tanaman budidaya, akibat dari hal ini
maka pemilik darri tanaman tersebit akan merugi, mau tidak mau apabila tidak
mempunyai solusinya akan menjadi miskin.
f. Adanya bencana banjir
f. Adanya bencana banjir
bencana
banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan kelestarian
lingkunagan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, manusia melakukan
penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur
hijau berubah menjadi berbagai bangunan. Akibat paling fatal dari bencana
banjir adalah kemiskinan. Hal ini jelas karena banyak korban banjir yang
dulunya mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal untuk menghidupi anggota
keluarga, menjadi rusak bahkan hanyut karena banjir.
3. Khawatiran Manusia Terhadap Persenjataan Kimia Dan Nuklir.
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah perang Irak dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir. Akibatnya banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas akibat perang yang terjadi.
4 Kriminalitas, Kenakalan Remaja.
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai media, setiap orang termasuk para remaja mudah terkena pengaruh nilai budayalain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya. Muncullah kenakalan remaja, antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga dengan berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari pengaruh media massa.
5. Kriminalitas, Pengangguran dan Kemiskinan.
Akibat dari berkembangnya iptek dalam penerapannya di berbagai bidang, salah satunya bidang industri, adalah kriminalitas dan pengangguran, yang akan berujung pada masalah kemiskinan. Ketiga masalah tersebut sangat erat kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum sektor industri memanfaatkan dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka industri lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran, dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya/ melakukan tindak kriminal ( merampok, mencopet,menjambret ,dll).
ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KAITANNYA DENGAN KEMISKINAN
Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi
kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan
teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan
pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses
produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan
ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Bila ditelaah, ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia
(satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah
dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja
dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Oleh karena itu,
ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap
sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan
ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi harus bersikap mempunyai tanggung
jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap masyarakat menyangkut asas moral mengenai
penelitian etis terhadap obyek penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan
ilmiah (teknologi) dengan segala akibat sosialnya.
Dalam hal kemiskinan struktural,
ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat
dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula.
Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya
disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia
dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya
merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di
dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber : Ebook Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar